Sabtu, 06 Desember 2008

Surat Resmi

GERAKAN PRAMUKA

GUGUS DEPAN 07-179 / 07-180 WR. SUPRATMAN – CANDRA KIRANA

KWARAN KRAMAT JATI , KWARCAB JAKARTA TIMUR

Jl. Imam Bonjol no.37, Jakarta Timur




Nomor : 02/GP-SD Al-Iman/VIII/2008 Jakarta, 20 Agustus 2008

Perihal : Perjusa


Kepada Yth:

Bapak/Ibu Orangtua murid

Kelas 1 s/d 6

SD Al-Iman

JAKARTA


Dengan hormat,

Sehubungan dengan program kerja tahunan Gugus Depan 07-179 / 07-180 yang bertempat di SD Al-Iman yang telah kami susun dan harus kami laksanakan dalam waktu dekat ini. Maka dengan ini kami memohon pada Bapak/Ibu untuk mengizinkan putra-putrinya untuk mengikuti program kami tersebut.

Adapun program kami tersebut kami namakan Perkemahan Jum’at Sabtu (PERJUSA) yang rencananya akan kami laksanakan pada :

Hari : Jum’at – Sabtu

Tanggal : 29 – 30 Agustus 2008

Waktu : Jum’at pkl. 07.00 – Sabtu pkl. 10.00 WIB

Demikian infomasi ini kami sampaikan untuk menjadi perhatian bersama. Atas perhatian Bapak/Ibu kami mengucapakan terima kasih.


Mengetahui, Dengan hormat

Mabigus 07-179 / 07-180

Zulfikar B.

Drs. Zulfikar Baharuddin

Ringkasan Novel

Laskar Pelangi

Laskar Pelangi

Novel ini berlatar belakang di sebuah pulau timah di Indonesia yaitu Belitong. Novel ini bercerita tentang tentang kehidupan sehari – hari Ikal sang tokoh utama yang merupakan sosok si pengarang sendiri Andrea Hirata. Ikal yang hidup di keluarga yang terbilang pas-pasan, tetap menguatkan niat Ikal untuk menjadikan Ikal anak yang pernah merasakan bersekolah.

Ikal bersekolah di sekolah kampung yang terancam ditutup karena tidak memenuhi batas minimum jumlah murid. Sekolah ini jauh dari standar kelayakan pendidikan. Jumlah murid yang mendaftar bersama Ikal pun hanya 9 orang, itu pun sudah termasuk Harun yang seharusnya bersekolah di sekolah luar biasa.

Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.

Tapi di sekolah inilah Ikal belajar hal yang penting dalam hidupnya, lebih penting dari sekedar membaca, berhitung atau menjadi juara.

Nama laskar pelangi diberikan oleh Ibunda guru Muslimah yang penuh kasih & begitu berdedikasi. Kelompok ini menjalani hari-hari yang penuh dengan kejutan. Seperti mengalahkan sekolah negeri milik PN Timah dalam lomba karnaval. Hingga akhirnya salah seorang anak pejabat dari PN Timah yang bersekolah di sekolah negeri yaitu Flo akhirnya pindah ke sekolah Ikal dan bergabung dengan Laskar Pelangi.

Kebahagiaan Laskar Pelangi berakhir. Nasib memisahkan mereka, kemiskinan sekali lagi menjadi alasan. Hingga Ikal akhirnya memilih meninggalkan Belitong dan pergi ke pulau impian, Jawa.

Dalam novel ini tergambar pula kecintaan dan rasa hormat pada para guru seperti Bu Muslimah dan Pak Harfan.

Anggota Laskar Pelangi terdiri dari ( tokoh-tokoh ) :

1. Ikal : anak pegawai rendahan di PN Timah. Sejak kecil tertarik untuk menjadi pengamat kehidupan dan menemukan kenyataan yang mempesona dalam sosiologi lingkungannya, terutama di sekolah kampung tempat dia bersekolah.

2. Harun : anak yang jenaka walaupun dia selalu berada di dunia kanak-kanak meskipun umurnya sudah 15 tahun. Dia juga agak terbelakang mentalnya. Namun ia adalah pria santun, lembut, dan murah senyum. Ia tidak bisa menangkap pelajaran membaca atau menulis.

3. Lintang : anak yang kecil berambut keriting merah. Keluarganya merupakan keluarga nelayan dan tinggal jauh di pinggir laut. Lintang anak yang jenius. Ia senang hati bersepeda 80 km untuk menuntut ilmu.

4. Trapani : anak yang tampan, dia sangat bergantung pada ibunya. Ia seorang perfeksionis. Dia tidak akan bicara jika tidak perlu. Dan jika berbicara dia akan menggunakan kata-kata yang dipilih dengan baik. Ia sangat berbakti pada orang tuanya terutama ibunya. Agak pendiam dengan otak yang lumayan.

5. Mahar : seorang pesuruh tukang parut kelapa, seniman dadakan yang imajinatif, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus.

6. Kucai : suka berbicara dan agak susah di atur. Beraut manis manja dan berpenampilan seperti orang pintar serta selalu mengangguk-angguk kalau menerima pelajaran, tapi ternyata lemot. Dia menderita rabun jauh namun dia adalah orang yang optimis.

7. Sahara : gadis satu-satunya dalam kelas. Dia memakai kerudung. Sahara mempunyai sifat keras kepala yang luar biasa tapi perhatian. Ia sangat temperamental tapi pintar. Sifat yang sangat menonjol adalah kejujuran yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran.

8. A Kiong : anak warga keturunan Cina. Pada awal sekolah A Kiong sangatlah cengeng. Walaupun dia seorang penganut Kong Hu Cu tetapi tetapi ayahnya menyekolahkannya di sekolah Islam. Agak susah menjejalkan ilmu ke dalam kepalanya.

9. Syahdan : juga anak seorang nelayan. Ia memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang dempul perahu.

10. Borek si Samson: sangat tertarik dengan segala yang berhubungan dengan upaya membesarkan ototnya. Segi positifnya paling tidak sejak usia muda sudah menjadi dirinya sendiri dan sudah tahu pasti ingin menjadi apa dia nanti, dan secara konsisten ia berusaha mencapainya.

Tokoh yang paling saya sukai adalah Lintang, karena ia sangat pintar dan sangat ingin menuntut ilmu meskipun harus bersepeda sejauh 80 km.

Jika saya menjadi Trapani, saya akan mengurangi sifat terlalu bergantung pada Ibu agar menjadi lebih mandiri.


Senin, 17 November 2008

Tugas-tugas BIN

I. Puisi


Persetujuan ( Karya : Taufiq Ismail )

Momentum telah dicapai. Kita

dalam estafet amat panjang

Menyebar benih ini di bumi

Telah sama berteguh hati


Adikku Kappi, engkau sangat muda

Mari kita berpacu dengan sejarah

Dan kini engkau di muka


II. Pantun

Jalan-jalan ke Pasar Baru

Jangan lupa beli makanan

Kalau punya teman baru

Teman lama jangan dilupakan


Si Mamat beli kuarsa

Beli lagi ikan patin

Selamat menyambut puasa

Mohon maaf lahir dan batin


Si Mamat pergi ke Kebun

Memetik mangga dan jamur

Selamat berulang tahun

Semoga panjang umur


Si Udin beli batu bara

Yang jual namanya Togar

Kalau ingin jadi juara

Marilah kita rajin belajar


Ke Pasar Manggis beli bubur

Bubur dimakan sampai kenyang

Menangis di dalam kubur

Teringat badan tidak sembahyang


III. Pengalaman Menarik

Menginap Di Puncak

Saat liburan kemarin, saya bersama dengan teman – teman saya menginap di Puncak. Tetapi kami berangkat sendiri – sendiri jadi sampai di sananya tidak sewaktu. Sebelum berangkat ke sana, saya ada acara keluarga terlebih dahulu. Tidak terasa acara itu selesai pada pukul 3 sore, setelah itu saya pulang ke rumah untuk beristirahat sebentar.

Kami berangkat dari rumah menuju Puncak setelah shalat Maghrib. Sesampainya kami di Puncak, ternyata sudah pukul 10 malam. Teman – teman saya sudah tiba di sana sejak tadi siang. Lalu kami main sebentar sampai pukul 11 malam, setelah itu kami tidur.

Esok harinya, kami bangun pukul 6 pagi lalu langsung shalat Subuh. Setelah shalat Subuh, kami sarapan bersama. Selesai sarapan, kami berangkat menuju kolam berenang.

Setalah berenang, kami bermain Billiard. Kami sangat senang bermain Billiard. Setelah kami sampai di Villa kembali, kami langsung makan siang bersama karena sudah pukul 1 siang. Lalu kami shalat Zuhur bersama – sama. Setelah shalat, kami main sampai pukul 4 sore. Tidak terasa, sekarang sudah saatnya kami pulang ke rumah. Kami pun pulang ke rumah masing – masing.


IV. Cerpen


Ulang Tahun


Oleh Triani Retno A.

Dewi memandangi kalender di meja belajarnya. Ia sudah melingkari tanggal 25 dengan spidol merah. Pada tanggal 25 itu, Dewi akan berulang tahun ke sembilan.

Dewi ingin ulang tahunnya dirayakan seperti ulang tahun Nita sebulan yang lalu. Ulang tahun Nita sangat meriah. Nita mengenakan gaun yang indah. Hidangan yang tersedia serba enak. Kadonya juga banyak sekali. Kemarin, Dewi telah mengatakan keinginannya itu pada Ibu dan Ayah. Namun, Ibu dan Ayah belum memberi jawaban. Hari ini, Dewi menunggu dengan gelisah di kamarnya. Ia tak bisa konsentrasi mengerjakan PR-nya. Tiba-tiba, Ibu dan Ayah masuk ke kamar Dewi.

“Belajar, Wi?” Tanya Ibu

Dewi tersentak. Sebenarnya, ia lebih banyak melamun daripada mengerjakan PR-nya.

“Ibu dan Ayah sudah membicarakan permintaanmu….”

“Boleh kan, Bu?” tanya Dewi tak sabar.

“Boleh,” sahut Ibu tersenyum.

“Horeee!” seru Dewi sambil melompat gembira. Ia memeluk Ibudan Ayah bergantian.

“Terima kasih, Ibu! Terima kasih, Ayah!”

Dewi gembira sekali karena permintaannya dikabulkan. Ia segera mengeluarkan kertas dan membuat daftar teman-teman yang akan diundang.

“Siapa saja yang ingin kamu undang, Wi?” tanya Ibu.

“Teman-teman sekelas Dewi di kelas 4A. Lalu teman-teman Dewi di rumah,” sahut Dewi.

Ibu mengangguk-anggukan kepala.

“Lalu acaranya bagaimana nanti?”

“Kalau acaranya Dewi minta tolong sama kak Bimo, Bu. Pokoknya Dewi mau acaranya nggak kalah dengan acara ulang tahun Nita.” jelas Dewi.

Ibu tersenyum melihat betapa bersemangatnya Dewi.

Persiapan-persiapan terus dilakukan. Ayah telah membeli sebuah gaun indah untuk dipakai Dewi pada hari ulang tahunnya. Dewi telah membeli kartu-kartu undangan bergambar Donal Bebek untuk diberikan pada teman-temannya.

Beberapa hari berlalu… . Tiba-tiba sesuatu terjadi! Ibu terkena penyakit Hepatitis B. Jadi harus dirawat di rumah sakit.

Dewi kehilangan semangat. Kartu-kartu undangan yang telah ditulisinya ditumpuk begitu saja di meja belajarnya. Dewi sedih sekali. Ia tak ingin lagi merayakan ulang tahunnya secara meriah. Rasanya tak bisa bersenang-senang jika mengingat Ibu sedang sakit. Kalaupun sudah pulang dari rumah sakit, Ibu pasti masih perlu banyak istirahat.

“Undangannya sudah disebar, Wi?” Tanya Ibu katika Dewi datang menjenguk bersama Ayah dan Kak Bimo.

Dewi menggelengkan kepala. “Nggak jadi, Bu,” sahut Dewi.

”Lo? Kenapa?”

Dewi menatap Ibu. “Ibu kan sakit.”

“Nggak apa-apa, Wi. Kita kan bisa buat acara yang sederhan saja, tak usah semeriah pesta ulang tahun Nita,” bujuk Ibu.

“Nggak usah, Bu.”

“Nanti kamu di ejek teman-teman lo, kalau tidak jadi mengadakan pesta ulang tahun,” kata Ibu.

“Biar saja! Dewi cuma ingin ingin Ibu cepat sembuh!” kata Dewi sambil memeluk Ibunya. Ibu mengusap-usap kepala Dewi dengan haru.

Hati Dewi telah bulat. Ia tak akan menyesal karena tak jadi merayakan ulang tahun. Di ulang tahunnya yang ke sembilan ini, Dewi hanya ingin Ibu cepat sembuh dan berkumpul bersamanya kembali.